Gambaran perusahaan
Sebelum membuat analisa saham DKFT terlebih dahulu kta tinjau gambaran perusahaan ini. PT Central Omega Resources ( DKFT ) sebelumnya adalah PT Duta Kirana Finance Tbk, mengalami Perubahan nama dan perubahan kegiatan usaha utama dari jasa pembiayaan menjadi perusahaan perdagangan barang tambang serta pertambangan pada akhir tahun 2008, yang telah disetujui oleh Menteri Hukum dan HAM nomor : AHU-08276.AH.01.02 tanggal 19 Maret 2009. PT Duta Kirana Finance dulunya merupakan spesialis pembiayaan sepeda motor asal China. Perusahaan mengalami masa-masa keemasan pada awal tahun 2000-an, namun setelah itu pendapatan perusahaan terus menurun seiring dengan semakin berkurangnya minat masyarakat terhadap sepeda motor asal China. Hingga akhirnya pada tahun 2006, perusahaan berhenti beroperasi sama sekali.
PT. Central Omega Resources Tbk mempunyai 2 (dua) anak Perusahaan yang mempunyai Kuasa Pertambangan (KP) yaitu PT Mulia Pacific Resources(MPR) dan PT Mega Buana Resources (MBR), serta memiliki cucu Perusahaan yang juga memiliki KP yaitu PT Bumi Konawe Abadi (BKA).
PT. MPR mempunyai 5 (Lima) Kuasa Pertambangan yang terdiri dari 1 (Satu) KP Penyelidikan Umum dan 4 (empat) KP Eksplorasi untuk bahan galian nikel dan tembaga dengan total area seluas 19.336 Ha. PT. MBR mempunyai 2 buah KP untuk bahan galian nikel dengan total area seluas sebesar 9.654 Ha. PT BKA mempunyai KP untuk bahan galan nikel dengan total area seluas 439.5 Ha.
PT. Central Omega Resources Tbk dimiliki sahamnya oleh PT Jinsheng Mining sebanyak 80 % dan sisanya dikuasai oleh masyarakat, dimana PT Jinsheng Mining ini merupakan sebuah perusahaan yang sebagian sahamnya milki oleh Jin Chuan Group Limited China (JNMC) yang merupakan Perusahaan Perdagangan dan Pertambangan Nikel dan Cobalt terbesar di China.
Analisa saham DKFT
Analisa saham DKFT : Fundamental
Sebelum berubah nama dan bidang usaha, bisa dikatakan perusahaan dalam keadaan hampir bangkrut. Lalu pada tahun 2008, perusahaan menjadi objek backdoor listing oleh PT Jinsheng Mining, sebuah perusahaan investasi dengan minat di bidang usaha tambang mineral logam. Jinsheng menyuntikkan dana kedalam perusahaan, dan DKFT pun seketika berubah menjadi perusahaan tambang.
Analisa saham DKFT secara fundamental dari laporan keuangan tahunan 2010, terlihat bahwa equitasnya negatif. Penjualan 0 (nol) yang menunjukkan tidaka ada aktifitas.
2011 | 2010 | Growth | |
(Dalam Rupiah) | |||
Jumlah Asset | 1,301,283,445,488 | 26,725,192,433 | 4769.13% |
Hutang | 142,657,137,751 | 26,699,140,186 | 434.31% |
Ekuitas | 1,158,626,307,737 | (1,331,479,481) | ~ % |
Penjualan | 485,466,804,222 | – | ~ % |
Laba kotor | 267,481,319,957 | – | ~ % |
Laba operasi | 232,737,139,325 | (4,828,775,381) | ~ % |
Laba bersih | 177,475,279,701 | (4,069,548,689) | ~ % |
EPS | 1,018.60 | (37.20) | ~ % |
ROE | 15% | – | ~ % |
DER | 0.12 | – | ~ % |
Melalui right issue di tahun 2011, terlihat perubahan yang sangat drastis di laporan keuangan. Ekuitas langsung berada diatas 1 trilyun. Meski ada hutang, bila equitas dikurangi hutang masih tetap ekuitas diatas 1 trilyun. Bisa disimpulkan bahwa Jinsheng mining menyuntikkan dana tunai ke perusahaan.
Dengan earning per share (EPS) sebesar Rp 1018,6 maka jika dibandingkan dengan harga penutupan Jum’at (13 April 2012) di harga 1770 maka PER (price earning ratio) DKFT cuma 1,74 kali. Melihat bahwa dengan kuasa tambang yang dimiliki dan perusahaan baru melakukan ekplorasi, harga saham DKFT mungkin bisa dianggap UNDER VALUE jika dibandingka dengan harga perusahaan lain di satu sektor nya yang berada dengan PER sekitar 8 s.d 9 kali.
Analisa saham DKFT : Teknikal
Pada hari Jum’at (13 April 2011) terjadi transaksi yang sangat besar di saham DKFT.
Dari analisa saham DKFT secara teknikal melalui grafik saham diatas terlihat sangat kuat upaya untuk melakukan pullback (pembalikkan arah tren). Resisten pertama yaitu MA20 (garis merah) dan resisten kedua MA50 (garis biru) sudah terlewat pada hari Jum’at (14 April 2012) lalu. Resisten berikut yang harus ditembus adalah MA100 dan MA200 yang hampir berpotongan (crossing) di harga sekitar 1850. Pada perdagangan terkahir kemaren (Jum’at) harga tertinggi yang dicapai baru diangka 1830.
Anda sudah beli? Saya siap-siap mau beli 😀
perusahaan sudah melakukan right issue 1:9. jadi pernya sudah menjadi 17,4x. Sudah mahal
Benar sudah rigth issue.
PER = Price earning ratio. Tinggal hitung harga saat ini dibagi dengan EPS nya. EPS yg dilaporkan tahun 2011 (tahunan) sudah berdasarkan jumlah lembar saham hasil rigth issue. Lihat tabel diatas, equity tahun 2011 dibanding 2010 sudah berbeda jauh.
@Bayi:
Saya akhirnya men-download softcopy laporan keuangan tahunan DKFT 2011.
Dan ternyata anda benar dan saya keliru.
1) Dilaporan keuangan tersebut disebutkan bahwa “Laba per saham dasar (Basic earning per share) adalah R0 1.018,5” dan bukan “Laba per saham terdilusi (Diluted earning per share)”.
2) Total saham beredar (per 31 Desember 2011) adalah 1.093.040.000 lembar.
3) Labar bersih adalah Rp 177.475.279.701, sehingga Laba Per Saham terdilusi (diluted earning per share) menjadi Rp 162,4.
4) Mengacu pada harga penutupan 13 April 2012 sebesar Rp 1.770, maka PER saham DKFT adalah 10,9x