Biaya hantu

Hidup itu biaya. Perlu biaya untuk hidup.

Biaya untuk rutinitas.

Biaya rutin bagi orang yang sudah berkeluarga akan semakin beragam dibanding orang yang belum berkeluarga.  Biaya rutin diperlukan untuk membeli makanan, membeli bensin (ongkos transportasi), membeli produk untuk perawatan tubuh (misalnya sabun, pasta gigi), membayar tagihan listrik dan tagihan air, biaya telpon, biaya sewa tempat tinggal (bagi yang belum memiliki rumah sendiri). Bagi orang yang sudah berkeluarga dan memiliki anak, biaya rutin mungkin akan bertambah berupa biaya SPP (sumbangan pokok pelajar) sekolah anak.

Biaya tak terduga.

Setiap orang pasti butuh biaya pengobatan bila sewaktu-waktu sakit.  Kita tidak tahu kapan kita akan sakit.  Sedang menyeberang di jalan yang sepi tiba-tiba tertabrak kendaraan. Sedang berada di sebuah bank tiba-tiba terjadi gempa sehingga terluka terkena reruntuhan bangunan.  Setiap orang juga butuh biaya bila tiba-tiba terjadi perubahan peraturan. Setiap orang butuh biaya untuk membayar denda bila kedapatan melanggar peraturan (pelanggaran tanpa disadari).

Biaya yang bisa diduga.

Bagi orang yang memiliki anak, tentu anak butuh pendidikan. Biaya ini sudah bisa diduga. Mulai TK, SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi. Meski sudah bisa diduga, banyak orang tidak mampu menyiapkan keuangannya untuk biaya ini.

Biaya untuk kenyamanan.

Seseorang yang baru bekerja, mungkin akan menyewa kamar di kos-kosan yang murah, membeli makanan di pinggir jalan, membeli pakaian yang tidak mempedulikan merek yang penting murah, berangkat bekerja menggunakan kendaraan umum yang murah asalkan sampai di tempat tujuan. Seiring dengan meningkatnya penghasilan, kamar kos yang disewa mulai dipilih dengan kondisi yang lebih nyaman sehingga memerlukan biaya sewa lebih mahal, kendaraan yang ditumpangi mulai memilih yang ber-AC yang membutuhkan ongkos lebih mahal, makan tidak lagi dipinggir jalan.  Semua biaya ini dikeluarkan demi rasa nyaman bagi seseorang.

Biaya untuk gaya hidup

Saat ini, hampir semua orang di kota punya handphone. Sudah punya satu, beli satu lagi untuk koneksi berbeda (GSM/CDMA). Sudah punya yang bisa memunculkan suara seperi lagu, ingin menggantinya dengan yang memiliki kamera juga. Muncul lagi model baru dengan fitur lebih banyak, ganti lagi dengan yang anyar.  Handphones sekarang ini tidak hanya sekedar alat komunikasi untuk berbicara jarak jauh, namun juga menjadi alat untuk bergaya, menunjukkan siapa diri anda, ingin tampil gaul, tidak ingin dikatakan ketinggalan jaman.

Bagi yang memiliki keuangan yang lebih banyak, mungkin ingin menikmati keliling kota dengan memiliki mobil pribadi.  Dari yang memiliki satu, ingin membeli satu lagi. Dari yang awalnya sekedar supaya tidak kepanasan, tidak sumpek (kendaraan umum pasti panas dan sumpek), akhirnya ingin mengganti dengan model yang lebih mentereng. Demi status sosial yang lebih bergengsi.

Masih banyak contoh-contoh biaya yang berkaitan dengan gaya hidup. Dari yang tidak berkacamata akhirnya membeli kacamata untuk memperindah penampilan.  Dari yang memiliki rambut lurus alami, jadi sering ke salon berganti-ganti model rambut.  Dari yang tidak pernah ke spa, akhirnya rutin ke spa.

Setiap kategori biaya ada hantunya

Setiap kategori biaya ada hantunya. Bersifat tidak kentara, tidak disadari sehingga secara rutin atau sering anda mengeluarkan uang untuk biaya semacam ini.  Biaya hantu ini tidak akan menampakkan pengaruhnya selama penghasilan anda besar dan lancar.  Begitu ada kegoncangan dalam penghasilan anda, maka hantu ini akan menampakkan diri.  Akan menyeret anda perlahan-lahan kedalam kesulitan keuangan, yang akhirnya begitu anda sadar aset anda sudah habis.

Artikel ini dipublikasikan kembali di : http://www.edisonsutankayo.com/biaya-hidup-bagaikan-hantu/

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments